Kumpulan Tugas-Tugas

Kumpulan Tugas-Tugas

Selasa, 30 Oktober 2012

PERSEBARAN FAUNA DI INDONESIA

PERSEBARAN FAUNA DI INDONESIA 

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata pelajaran Geografi

Disusun Oleh : 
1. Lia (20) 
2. Putri Susilowati (28) 
3. Yuyun Sefia M (36) 

SMA NEGERI 1 JATINOM 
2012

BAB I 
PENDAHULUAN 
Fauna atau hewan di Indonesia digolongkan menjadi tiga kelompok, berdasarkan pengelompokan oleh Alfred Russel Wallace dan Max Wilhelm Carl Weber. Fauna Indonesia memiliki keanekaragaman yang tinggi karena wilayahnya yang luas dan berbentuk kepulauan tropis. Keanekaragaman dan perbedaan fauna di Indonesia juga dipengaruhi oleh keadaan alam, gerakan hewan dan rintangan alam. Keanekaragaman yang tinggi ini disebabkan oleh Garis Wallace, yang membagi Indonesia menjadi dua area, yaitu; Zona Zoogeografi Asia, yang dipengaruhi oleh fauna Asia, dan Zona Zoogeografi Australasia, dipengaruhi oleh fauna Australia. Pencampuran fauna di Indonesia juga dipengaruhi oleh ekosistem yang beragam di antaranya: pantai, bukit pasir, muara, hutan bakau, dan terumbu karang.

BAB II 
PEMBAHASAN 
A. Persebaran Fauna di Indonesia Fauna sering juga diartikan dunia hewan. Arti fauna adalah semua hewan yang hidup di suatu daerah atau pada zaman tertentu, sedangkan uraian fauna Indonesia terbatas pada zaman sekarang ini. Uraian fauna lebih ditekankan pada hewan liar, sedangkan hewan yang dibudidayakan akan diuraikan pada peternakan. Suatu daerah mempunyai ciri lingkungan tertentu yang berpengaruh terhadap jenis dan kehidupan hewan. Indonesia mempunyai berbagai macam lingkungan sebagai wilayah tempat hidup dan berkembangnya fauna.
Pulau-pulau besar dan kecil yang jumlahnya lebih dari 13.000 buah, perairan yang luasnya mencapai lebih dari tiga juta kilometer persegi, dan terletak di sekitar khatulistiwa, merupakan tempat tinggal dari berbagai jenis fauna. Di Indonesia terdapat lebih dari 500 jenis hewan menyusui (Mamalia), lebih dari 4.000 jenis ikan (Pisces), lebih dari 1.600 jenis burung (Aves), lebih dari 1.000 jenis hewan Reptil dan Amfibi, serta lebih dari 200.000 jenis serangga (insecta). Jenis-jenis ikan meliputi ikan yang hidup di air tawar, air payau, maupun air asin. Jenis-jenis serangga meliputi yang hidup di dalam tanah, di tempat gelap, merayap di dalam kayu lapuk, maupun yang terbang. Di samping itu masih banyak jenis cacing, lintah, siput, dan kerang. Peta Persebaran Fauna di Indonesia
B. Pembagian Fauna di Indonesia Jenis-jenis dan persebaran hewan yang ada di Indonesia mempunyai kaitan dengan sejarah terbentuknya kepulauan Indonesia. Indonesia bagian barat, yang meliputi Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya pernah menjadi satu dengan Benua Asia. Indonesia bagian timur, Papua, dan pulau-pulau di sekitarnya pernah menjadi satu dengan Benua Australia. Indonesia bagian tengah, Pulau Sulawesi bersama pulau di sekitarnya, Kepulauan Nusa Tenggara dan Kepulauan Maluku, merupakan wilayah yang tidak termasuk Benua Asia maupun Australia.
 1. Pembagian Fauna Menurut Wallace (1910)
Pada tahun 1910 (tiga tahun sebelum ia wafat), Wallace dengan mempertimbangkan keunggulan bentuk fauna Asia di Sulawesi, menyimpulkan bahwa fauna Sulawesi tampak demikian khas, sehingga Wallace menduga bahwa Sulawesi dahulu pernah bersambung dengan Benua Asia maupun Benua Australia. Wallace membuat garis yang ditarik dari sebelah timur Filipina, melalui Selat Makassar dan antara Bali dan Lombok yang dikenal dengan Garis Wallace, dan kemudian Wallace menggeser garis yang telah ditetapkan sebelumnya ke sebelah timur Sulawesi (Wallace, 1910). Sulawesi merupakan daerah peralihan antara fauna Asia dengan fauna Australia. Wallace mengelompokkan jenis fauna di Indonesia menjadi tiga, yaitu:
a. Fauna Asiatis (Tipe Asia) Menempati bagian barat Indonesia sampai Selat Makassar dan Selat Lombok. Di daerah ini terdapat berbagai jenis hewan seperti:
  1. Tapir (Tapirus indicus) adalah salah satu jenis tapir. Tapir Asia merupakan jenis yang terbesar dari keempat jenis tapir dan satu-satunya yang berasal dari Asia. Nama ilmiahnya indicus merujuk pada Hindia Timur, yaitu habitat alami jenis ini. Di Sumatra tapir umumnya disebut tenuk or seladang, gindol, babi alu, kuda ayer, kuda rimbu, kuda arau, marba, cipan, dan sipan. 
  2. Banteng merupakan hewan yang sering memakai rumput (herbivora). Di daerah Indonesia barat banteng hidup di pulai Jawa dan Kalimantan. Di Spanyol banteng sudah menjadi olahraga, yaitu olahraga adu banteng antara banteng dengan manusia (matador). 
  3. Kera Gibbon merupakan hewan yang hampur punah keberadaannya. Kera Gibbon mempunyai ciri hampir sama dengan kera-kera lain, hewan ini hidup di Sumatera dan Kalimantan. Orang Hutan Orang utan merupakan hewan khas asli dari Indonesia,. Hewan ini hanya hidup di daerah Indonesia bagian barat terutama di pulau Sumatera dan pulau Kalimantan. Hewan ini mempunyai cifi-ciri sama dengan siamang. Orang utan warna bulunya berwarna coklat dan tebal. 
  4. Beruang termasuk hewan buas, dan hewan karnivora beruang dalam hidupnya selalu berkelompok, hewan ini mempunyai cakar atau kuku yang tajam, saat ini keberadaan beruang di Indonesia hampir punah karena kurangnya perlindungan dan banyaknya perburuan liar. Di Indonesia Barat beruang hidup di Pulau Sumatera dan Kalimantan. 
  5. Badak merupakan hewan yang mempunyai cula di kepalanya. Di wilayah Indonesia barat, badak yang hidup di daerah ini ada 2 macam, yaitu badak bercula satu dan badak bercula dua. Badak bercula satu hanya hidup di Pulau Jawa. Hewan ini hanya memiliki 1 buah cula. Badak becula dua hanya di pulau Sumatera. Hewan ini mempunyai 2 buah cula. 
  6. Gajah merupakan hewan darat terbesar yang seluruh dunia. Beratnya bisa mencapai kurang lebih 1 ton. Ciri khas dari gajah yaitu gajah mempunyai gading dan belalai yang panjang. Di Indonesia barat, keberadaannyapun mulai mengkhawatirkan hal ini disebabkan kurangnya perhatian dan perlindungan serta banyaknya perburuan liar. Di Indonesia barat, gajah hanya hidup di daerah pulau Sumatera saja.
  7. Siamang merupakan sejenis monyet besar, hewan ini mempunyai ciri khas yaitu hampir sama dengan orang utan, hewan ini hidup di Sumatera. Hewan ini keberadaannya hampir punah, karena banyaknya perburuan liar dan kurangnya perhatian. 
  8. Harimau merupakan hewan buas pemakan daging. Harimau biasanya hidup di hutan rimba. Keberadaan harimau di Indonesia mulai mengkhawatirkan karena banyak para pemburu liar yang ingin mendapatkan harimau tersebut untuk dijadikan pajangan dan kulitnya bisa dipakai untuk kain. Di Indonesia barat Harimau hidup di pulau Sumatera, Jawa dan Bali. 
b. Fauna tipe Australis (Australia) Menempati bagian timur Indonesia meliputi Papua dan pulau-pulau di sekitarnya. Di daerah ini tidak didapatkan jenis kera, binatang menyusuinya kecil-kecil dan jumlahnya tidak banyak. Hewan-hewan di Indonesia bagian timur mirip dengan hewan Australia. Jenis hewan tipe Australia, antara lain sebagai berikut:
  1. Burung Cenderawasih, meski hidup juga di Kepulauan Maluku dan Australia, namun sosoknya identik dengan Propinsi Irian Jaya. Lambang propinsi tertimur Indonesia ini, memakai gambar burung cenderawasih 12 antena (Seleucidis melanoleuca). Burung ini memiliki perkembangan yang terbatas, karena hanya mampu bertelur sebuah setiap siklus perkembangbiakan. 
  2. Kasuari termasuk jenis burung raksasa. Daerah sebaran ketiga spesies ini adalah di hutan tropis dan pegunungan di pulau Irian Tinggi burung ini bisa mencapai 100–180 sentimeter dan beratnya bisa 60 kg. Burung ini memiliki kaki yang kuat hingga dapat menggoyang sebatang pohon dan menjatuhkan buahnya. Burung ini tidak dapat terbang tetapi dapat berlari dengan cepat. Burung ini mempertahankan diri dengan menyepak lawan, termasuk manusia. 
  3. Raja-udang adalah nama umum bagi sejenis burung pemakan ikan. Sebagian jenis raja-udang hidup tak jauh dari air, baik kolam, danau, maupun sungai. Sebagian jenis lagi hidup di pedalaman hutan. Di Indonesia terdapat sekitar 45 spesies raja-udang, yakni separuh dari kekayaan jenis dunia. Lebih dari setengahnya, 26 spesies, hidup terbatas di bagian timur Indonesia: Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. 
  4. Burung nuri adalah salah satu jenis burung peliharaan yang paling populer di dunia. Mereka senang dijadikan peliharaan karena mereka mempunyai bulu yang penuh warna indah dan cerdas. Burung ini berasal dari kepulauan Maluku. Mereka kadang-kadang dianggap sebagai hama karena makan buah-buahan lepas dari pohon. Bulu terang mereka juga dipakai sebagai tanda jasa oleh orang suku asli. 
  5. Walabi Beberapa jenis walabi telah punah dari Bumi Papua akibat perburuan liar karena dagingnya sangat digemari. Dari sekian jenis walabi, yang tersisa kini hanya jenis walabi saham (Macropus agile) yang mendiami rawa terbuka di Papua. Untuk mencegah kepunahan, walabi kini dilindungi di daerah perlindungan Taman Nasional Wasur. Sekilas bentuk walabi ini mirip dengan kanguru. Keduanya merupakan fauna tipe Australia. 
  6. Nokdiak Nata Fem (Landak Papua) Nokdiak dalam bahasa Yunani berarti lidah yang besar. Fauna ini sungguh aneh karena meskipun termasuk keluarga mamalia, tetapi perkembangbiakannya dengan bertelur. Tubuh mamalia ini dipenuhi duri-duri seperti landak tetapi pendek. Berat tubuh mamalia ini bisa mencapai 16 kg. Tempat tinggalnya di hutan tinggi berlumut dan makanan khususnya cacing. Hewan ini jarang terlihat dan umumnya sulit untuk ditangkap.
  7. Kanguru Pohon, Kanguru ternyata tidak hanya terdapat di Australia saja. Ternyata di Indonesia, tepatnya di Papua, juga memiliki Kangguru, spesies yang mempunyai ciri khas kantung di perutnya (Marsupialia). Kanguru Papua ini memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan Kanguru Australia. Sayangnya Kanguru yang terdiri atas Kanguru tanah dan Kanguru pohon ini mulai langka sehingga termasuk binatang (satwa) Indonesia yang dilindungi dari kepunahan. 
  8. Biawak adalah sebangsa reptil yang masuk ke dalam golongan kadal besar, suku biawak-biawakan (Varanidae). Biawak umumnya menghuni tepi-tepi sungai atau saluran air, tepian danau, pantai, dan rawa-rawa termasuk rawa bakau. Biawak tersebar di beberapa pulau kecil di Nusa Tenggara, seperti di p. Komodo, p. Padar, p. Rinca dan di ujung barat p. Flores. 
  9. Kuskus merupakan salah satu mamalia berkantung yang ada di Indonesia. Seperti kanguru, kuskus betina melahirkan anaknya kemudian merawat dan membawa anaknya dalam kantung yang terdapat di perutnya. Kuskus merupakan binatang herbivora dengan makanan utama dedaunan dan buah-buahan. Satwa yang sangat pendiam ini hidup secara soliter. Kuskus merupakan satwa australis yang persebarannya terbatas di Indonesia bagian timur (Sulawesi, Maluku, Papua), 
c. Fauna Tipe Peralihan (Austral Asiatic)
Menempati di antara Indonesia timur dan Indonesia barat, misalnya di Sulawesi terdapat kera (fauna Asiatis) dan terdapat kuskus (fauna Australia). Di samping itu terdapat hewan yang tidak didapatkan baik tipe Asiatis maupun tipe Australia. Fauna Indonesia yang tergolong tipe peralihan adalah sebagai berikut.
  1. Anoa adalah hewan khas Sulawesi. Ada dua spesies anoa yaitu: Anoa Pegunungan (Bubalus quarlesi) dan Anoa Dataran Rendah (Bubalus depressicornis). Keduanya tinggal dalam hutan yang tidak dijamah manusia. Penampilan mereka mirip dengan kerbau dan memiliki berat 150-300 kg. Anak anoa akan dilahirkan sekali setahun. 
  2. Babi Rusa (Babyrousa babirussa) hanya terdapat di sekitar Sulawesi, Pulau Togian, Malenge, Sula, Buru dan Maluku. Habitat babirusa banyak ditemukan di hutan hujan tropis. Hewan ini gemar melahap buah-buahan dan tumbuhan, seperti mangga, jamur dan dedaunan. Mereka hanya berburu makanan pada malam hari untuk menghindari beberapa binatang buas yang sering menyerang. 
  3. Sapi ternak adalah hewan ternak anggota familia Bovidae dan subfamilia Bovinae. Sapi dipelihara terutama untuk dimanfaatkan susu dan dagingnya sebagai bahan pangan. Hasil sampingan, seperti kulit, jeroan, dan tanduknya juga kemudian dimanfaatkan. Di sejumlah tempat, sapi juga dipakai untuk membantu bercocok tanam, seperti menarik gerobak atau bajak.
  4. Monyet hitam sulawesi adalah satwa endemik dari Pulau Sulawesi bagian utara dan beberapa pulau di sekitarnya. Ciri khasnya adalah rambut berwarna hitam di sekujur tubuh kecuali punggung dan selangkangan yang agak terang. Kepala hitam berjambul, muka tidak berambut, moncong lebih menonjol. Panjang tubuh hingga 44,5-60 cm, ekor 20 cm dan berat 15 kg. 
  5. Katak Terbang adalah katak yang memiliki kemampuan untuk meluncur. Artinya, ia dapat turun pada sudut kurang dari 45 ° relatif terhadap horizontal. Flying Frog (Rhacophorus nigropalmatus), umum dikenal sebagai Flying Frog Wallace, adalah katak lumut ditemukan dari Semenanjung Melayu ke barat Indonesia.
  6. Maleo Senkawor atau Maleo, yang dalam nama ilmiahnya Macrocephalon maleo adalah sejenis burung gosong berukuran sedang, dengan panjang sekitar 55cm, dan merupakan satu-satunya burung di dalam genus tunggal Macrocephalon Berdasarkan pantauan di Tanjung Matop, Tolitoli, Sulawesi Tengah, jumlah populasi dari maleo terus berkurang dari tahun ke tahun karena dikonsumsi dan juga telur-telur yang terus diburu oleh warga. 
  7. Buaya muara atau buaya bekatak (Crocodylus porosus) adalah sejenis buaya yang terutama hidup di sungai-sungai dan di laut dekat muara. Daerah penyebarannya dapat ditemukan di seluruh perairan Indonesia. Moncong spesies ini cukup lebar dan tidak punya sisik lebar pada tengkuknya. Sedang panjang tubuh termasuk ekor bisa mencapai 12 meter seperti yang pernah ditemukan di Sangatta, Kalimantan Timur. 
  8. Komodo, atau yang selengkapnya disebut biawak komodo (Varanus komodoensis), adalah spesies kadal terbesar di dunia yang hidup di pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara. Biawak ini oleh penduduk asli pulau Komodo juga disebut dengan nama setempat ora. 
  9. Kura-kura hidup di berbagai tempat, mulai daerah gurun, padang rumput, hutan, rawa, sungai dan laut. Sebagian jenisnya hidup sepenuhnya akuatik, baik di air tawar maupun di lautan. Kura-kura ada yang bersifat pemakan tumbuhan (herbivora), pemakan daging (karnivora) atau campuran (omnivora) 
Di antara fauna yang terdapat di wilayah Indonesia bagian tengah terdapat fauna yang khas Indonesia dan tidak dijumpai di daerah lain serta termasuk hewan langka, antara lain anoa (mirip lembu) terdapat di Sulawesi; biawak komodo terdapat di Pulau Komodo, Nusa Tenggara; burung maleo terdapat di Sulawesi dan Kepulauan Sangihe.
2. Pembagian Fauna Menurut Weber
Banyak ahli yang melakukan telaah tentang persebaran jenis hewan di Indonesia dengan membuat garis batas yang berbeda-beda. Salah satu ahli adalah Weber, ia menentukan batas dengan imbangan perbandingan hewan Asia dan Australia 50 : 50. Weber menggunakan burung dan hewan menyusui sebagai dasar analisisnya, tetapi tidak setiap binatang yang dijadikan dasar memiliki garis batas yang sama. Contohnya, hewan melata dan kupu-kupu Asia menembus lebih jauh ke arah timur daripada burung dan siput. Garis batas antara Indonesia bagian barat dengan bagian tengah disebut garis Wallace dan garis batas antara Indonesia bagian timur dengan bagian tengah disebut garis Weber.
Menunjukkan garis Wallace dan garis Weber di Indonesia.
3. Pembagian Fauna Menurut Lydekker
Lydekker menentukan batas barat fauna Australia dengan menggunakan garis kontur dan mengikuti kedalaman laut antara 180 – 200 meter, sekitar Paparan Sahul dan Paparan Sunda. Hal ini sama dengan Wallace yang menentukan batas timur fauna Asia. Adanya perbedaan fauna antara wilayah Indonesia bagian barat dan timur karena kedua wilayah itu terpisah oleh perairan yang cukup luas dan dalam, dan kedalaman lautnya lebih dari 1000 meter. Laut yang dalam tersebut sebagai pemisah antara kedua wilayah, sehingga fauna pada masing-masing wilayah berkembang sendiri-sendiri.
 C. Upaya Pelestarian Flora dan Fauna
Penebangan hutan secara liar dan perburuan binatang bisa menimbulkan kerusakan lingkungan atau ekosistem hutan. Untuk mengatasi agar terjadi kerusakan lingkungan pemerintah telah menetapkan beberapa kawasan sebagai cagar alam dan suaka marga satwa. Cagar alam ialah suatu kawasan untuk perlindungan tumbuh-tumbuhan dan binatang dari kepunahannya. Suaka marga satwa ialah daerah –daerah yang dijadikan tempat perlindungan jenis hewan tertentu.
 Cagar alam dan suaka marga satwa yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Ujung Kulon (Jawa Barat), masih terdapat binatang liar seperti badak bercula satu, banteng, merak dan rusa.
2. Cagar alam pananjung di Pangandaran Jawa barat, binatang yang dilindungi seperti rusa, babi, hutan, banteng.
3. Cagar alam Baluran di Jawa Timur, binatang yang dilindungi, banteng, kerbau liar, rusa, dan merak. Suaka marga satwa Sulawesi, binatang yang dilindungi babi, rusa, anoa, kuskus, dan burung rangkong.
4. Gunung Leuser di Aceh, binatang yang dilindungi orang utan, gajah, badak, tapir, macan, kambing hutan dan rusa.

BAB III 
KESIMPULAN
Wilayah Indonesia memiliki kekayaan fauna yang sangat beragam. Keragaman fauna ini karena berbagai hal :
  1. Terletak di daerah tropis, sehingga mempunyai hutan hujan tropis (trophical rain forest) yang kaya akan tumbuhan dan hewan hutan tropis. 
  2. Terletak di antara dua benua yaitu benua Asia dan Australia 
  3. Merupakan negara kepulauan, hal ini menyebabkan setiap pulau memungkinkan tumbuh dan dan menyebarnya hewan dan tumbuhan khas tertentu sesuai dengan kondisi alamnya. 
  4. Indonesia terletak di dua kawasan persebaran fauna dunia, yaitu Australis dan Oriental. 
Persebaran fauna di Indonesia, setiap wilayah memiliki hewan khas masing-masing contohnya, Sumatra utara terdapat harimau sumatera yang hampir punah. Sebaiknya dengan uniknya persebaran hewan di Indonesia, pemerintah menyediakan wilayah untuk dihuni oleh hewan-hewan yang dilindungi agar tetap hidup dan berkembang biak. Dan wilayah-wilayah perlindungan hewan disebut suaka margasatwa.
Di tempat inilah hewan yang dilindungi dapat hidup bebas dan berkembang biak secara alami. Lingkungan tempat hidupnya harus dijaga agar tidak rusak, maka kelestarian persebaran hewan melingkupi wilayah Indonesia akan tetap kondusif.

DAFTAR PUSTAKA 
Gazi Inayah. 2005. al-Iqtishad al-Islami az-Zakah wa ad-dharibah,
Dirasah Muqaranah, 1995, Edisi terjemah oleh Zainuddin Adnan dan Nailul Falah, Teori Komprehensif tentang Zakat dan Pajak. Yogyakarta: Tiara Wacana
Gusfahmi, 2007, Pajak Menurut Syari’ah, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Buku Panduan Hak dan Kewajiban Perpajakan, diterbitkan dalam bentuk e-book oleh Dirjen Pajak Depkeu RI,
 Ibid

3 komentar:

  1. Sebaiknya untuk penulisan makalah / karya tulis or something else, gunakanlah format yang baik dan benar baik font penulisan maupun thema fonts nya. Terimakasih

    BalasHapus
  2. Sebaiknya untuk penulisan makalah / karya tulis or something else, gunakanlah format yang baik dan benar baik font penulisan maupun thema fonts nya. Terimakasih

    BalasHapus